top of page
Search
  • Writer's pictureNews and Updates

Menjadi Keluarga Bebas Berplastik

Updated: Jul 15, 2020

Oleh: Herry Rachmadsyah (FID Dept. - Berau Coal)


Plastik, seperti yang kita ketahui bersama, merupakan bahan yang sangat sukar didaur ulang dengan jumlah yang sangat melimpah. Secara global, sampah plastik dari Indonesia berada di urutan nomor 2 setelah negara China, maka dibutuhkan gerakan nyata dari setiap warga untuk mengurangi penggunaan plastik.


Di keluarga, hal awal yang saya dan istri lakukan yaitu dimulai dari tidak menggunakan atau menolak bungkus plastik (kresek) untuk membeli atau membungkus makanan. Untuk kota besar di Kalimantan Timur seperti Balikpapan dan Samarinda, penggunaan plastik kresek dari pasar swalayan/minimarket sudah dipungut bayaran. Sedangkan di Kabupaten Berau tempat kami tinggal belum diberlakukan hal tersebut, sehingga hal ini menjadi sesuatu yang tidak biasa jika kita menolak bungkus plastik tersebut.


Hal yang kami antisipasi untuk kemudahan bungkus makanan atau barang yang dibeli yakni selalu menyediakan Tupperware dan tas reusable berbahan spunbond di sepeda motor maupun mobil. Untuk volume barang belanja yang besar seperti barang bulanan, kami menyediakan kardus di mobil untuk packaging barang belanjaan. Namun, apabila barang tersebut tetap menggunakan plastik, maka sampah plastik sudah dipisahkan di rumah dengan sampah lainnya seperti sampah basah ataupun sampah kering.


Adapun hal positif dari yang telah kami terapkan ini semoga dapat menjadi kebiasaan positif bagi anak-anak kami kelak yang dimulai dari usia dini. Kami berharap mereka peduli dan bijak dengan penggunaan plastik. Cita-cita kami, hal ini dapat menular ke tetangga, orang terdekat dan masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi sampah plastik di Indonesia dan Kabupaten Berau khususnya.

77 views0 comments
bottom of page