top of page
Search
  • Writer's pictureNews and Updates

Pengukuran Suhu Menggunakan Thermo Gun. Indikator Kesehatan yang Tepat?

Oleh: Sepriyanto (HSE Superintendent - PT. Berau Coal)


Masa pandemi Covid-19 yang belum kunjung berakhir mewajibkan setiap dari kita untuk konsisten disiplin menjalankan protokol kesehatan. Terlebih pada era new normal, potensi terjadinya penularan sangatlah besar bagi siapa-siapa saja yang abai karena hampir semua kegiatan ekonomi dan sosial sudah mulai buka kembali dengan pengaplikasian protokol kesehatan yang ketat.



Ada dua kategori protokol kesehatan berdasakan pelaksananya, yaitu:

1. Protokol kesehatan personal (individu): kewajiban menggunakan masker, cuci tangan menggunakan sabun serta jaga jarak atau social distancing.

2. Protokol kesehatan organisasi: menyediakan fasilitas cuci tangan publik, penanda jarak, penyemprotan lingkungan berkala serta alat deteksi suhu tubuh baik dengan thermo scanner atau pun thermo gun.


Akhir-akhir ini muncul perbedaan pandangan atau adanya upaya penolakan terhadap salah satu metode protokol kesehatan ini, yakni penggunaan thermo gun yg diarahkan ke dahi dengan alasan infrared dari thermo gun dapat menimbulkan kerusakan struktur otak. Terlebih-lebih fenomena yang viral di banyak media sosial ini dikeluarkan oleh tokoh publik walaupun latar belakang beliau adalah seeorang ekonom. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang sebagian masyarakat untuk terpengaruh menolak mengukur temperatur tubuh di dahi.


Berdasarkan informasi medis, bahwa pada tubuh manusia terdapat beberapa titik yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk deskripsi suhu tubuh secara keseluruhan karena titik-titik tersebut merupakan bagian tubuh yang memiliki suhu tertinggi. Adapun lokasinya secara keseluruhan dapat dibedakan menjadi dua area yaitu permukaan (ketiak, pangkal paha, dahi) dan area bermukosa (anus, telinga dan mulut). Dari sini kita dapat melihat bahwa tangan tidak termasuk bagian tubuh yang direkomendasikan untuk pengukuran suhu.


Menurut Prof. Dr. dr. H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP (Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM dan Dekan FKUI) bahwa thermo gun yang banyak digunakan saat ini aman digunakan karena sudah lolos uji kesehatan dan thermo gun tersebut bukan menggunakan laser, melainkan sinar infra merah yang tidak akan berpengaruh pada sistem syaraf dan retina karena tidak memancarkan radiasi seperti sinar-X. Bahkan semua ahli di bidang medis dan bukti ilmiah yang ada saat ini menyanggah informasi tentang efek buruk thermo gun pada manusia.


Terlepas dari perdebatan itu semua, tetap kita harus mendukung berjalannya protokol kesehatan secara individu maupun yang harus dilakukan oleh instansi/perusahaan. Tentu, salah satunya adalah dengan melakukan pengukuran suhu tubuh perorangan bagi siapa saja yang akan masuk ke lokasi terkait, dan sudah menjadi kewenangan instansi/perusahaan tersebut untuk memastikan seseorang dalam kondisi sehat tanpa satu pun gejala COVID-19.


Sumber foto: SehatQ

611 views0 comments
bottom of page