top of page
Search
  • Writer's pictureNews and Updates

PT Borneo Indobara Raih Sertifikasi dari British Standards Institute untuk Aplikasi iSafe

Kabar gembira, baru-baru ini PT Borneo Indobara (BIB) resmi menjadi perusahaan tambang yang mendapatkan apresiasi dan rekognisi berupa dua sertifkasi ISO 14001 / ISO 45001 dari badan auditor independen British Standards Institution (BSI) Group Indonesia terhadap program beSafe, GASSACC, iSafe.


Kali ini tim Connector News mewawancara pihak-pihak dibalik lahirnya aplikasi yang disebutkan terakhir bernama iSafe. Agar lebih tahu apa sebenarnya aplikasi ini, tujuan dan manfaat bagi karyawan serta perusahaan, mari simak wawancara berikut bersama Adrianus Darmawan (AD) selaku HSE Operations Department Head PT BIB dan Dimas Sutejo (DS) selaku GM IT Application & Operation Sinar Mas Mining.

1. Sebelumnya selamat atas apresiasi dan rekognisi ISO 14001 / ISO 45001. Bagaimana prosesnya bisa sampai di sana, tolong ceritakan.


(AD) Terima kasih atas ucapan selamatnya. Perlu diketahui bahwa ISO 14001 merupakan standar internasional untuk penerapan sistem manajemen pengelolaan lingkungan (Environment Management System / EMS), sedangkan ISO 45001 merupakan standar internasional sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Occupational Health and Safety Management System / OHS MS).


PT Borneo Indobara telah mendapatkan sertifikasi ISO 14001 dan ISO 45001 pada saat dilakukan audit sertifikasi pada bulan Desember 2017 yang dilakukan oleh PT BSI (British Standard Institution) Indonesia. Kemudian sebagai bagian dari continual assessment, setiap tahun PT BSI mengadakan Surveilance Audit untuk memastikan apakah perusahaan tetap melakukan penerapan standar secara konsisten. Tahun ini Surveilance Audit dilakukan pada tanggal 3-6 Agustus 2020, dan closing meeting dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2020 oleh Lead Auditor Bp. Satriyo Budiawan dari PT BSI. Dalam paparan closing meeting, PT BSE memberikan rekognisi berupa Positive Finding yang terdiri dari 6 butir hal positif yang telah dilakukan oleh BIB dalam konteks implementasi EMS dan OHS MS. Salah satunya adalah apresiasi kepada BIB dalam yang memiliki komitmen kuat terhadap protokol Kesehatan COVID-19 yaitu investasi alat PCR test, implementasi aplikasi Be-Safe (tracing system), GASSAC (Gerakan Sapa Sehat Anti Covid) sebagai program kepedulian antar karyawan dalam upaya pencegahan COVID. Kemudian terdapat satu butir apresiasi tentang penggunaan aplikasi iSafe sebagai database monitoring (e.g. unsafe condition, unsafe act).


2. Baik. Tentang aplikasi iSafe itu sendiri, bisa jelaskan?


(DS) iSafe adalah aplikasi mobile yang bertujuan untuk mendukung program Safety Accountability di area konsesi mining PT BIB. Aplikasi ini berbasis platform mobile, dan memiliki fitur antara lain Hazard Report, Inspection, Observation, Knowledge Base, Scan ID Card berbasis QR Code. Aplikasi ini didesain untuk dapat tetap digunakan di area tambang yang mana konektivitas jaringannya sangat terbatas. Sebab itu, aplikasi ini memiliki fitur offline mode yang memungkinkan pengguna dapat memanfaatkannya di saat kondisi tanpa jaringan. Ke depannya, aplikasi ini masih dapat dikembangkan baik dari sisi teknologi digital maupun dari sisi optimalisasi kebutuhan bisnis perusahaan.


3. Bagaimana awal mula ide iSafe? Apa yang mendasari pembuatan aplikasi tersebut?


(AD) Pengembangan iSafe berawal dari kebutuhan meningkatkan kualitas, kehandalan sistem pelaporan, pengelolaan dan analisa data Safety Accountability Program yang terdiri dari Pelaporan Bahaya, Pelaksanaan Inspeksi, dan Pelaksanaan Observasi, dengan berbasis teknologi informasi. Dalam era industri 4.0, sangatlah terbuka potensi pengembangan aplikasi untuk menunjang kegiatan operasional pertambangan, termasuk dalam pengelolaan aspek HSE. Platform mobile menjadi pilihan kami mengingat bahwa iSafe ini diharapkan menjadi aplikasi yang bisa digunakan oleh setiap karyawan untuk menjalankan Safety Accountability Program masing-masing.


Keinginan mengembangkan iSafe juga dilandasi semangat untuk melakukan pemrosesan data monitoring K3 secara lebih cepat, akurat dan terdokumentasi dengan baik; hal ini sejalan dengan standar ISO 45001. Pengembangan iSafe juga akan menggantikan metode pelaporan sebelumnya yang menggunakan metode paper & pencil, sehingga hal ini akan memberikan manfaat mengurangi penggunaan kertas serta mengurangi jumlah limbah. Tentunya hal ini memiliki nilai tambahan sebagai program ramah lingkungan, yang sejalan dengan standar ISO 14001. Kemudian aplikasi iSafe ini memang didesain untuk pertambangan, sehingga mampu dijalankan dalam mode offline, dan sangat fleksibel untuk pengembangan fitur-fitur tambahan di kemudian hari.


4. Jika hendak mengakses iSafe, di mana para karyawan SMM bisa mendapatkannya?


(AD) Akses iSafe saat ini masih terbatas kepada karyawan PT Borneo Indobara dan mitra kerjanya. Hal tersebut karena iSafe ditautkan pada data personal karyawan berupa NIK (nomor induk karyawan) yang masih terbatas di lingkungan organisasi BIB dan mitra kerja. Aplikasi iSafe saat ini dapat diunduh via Play Store. Pengembangan iSafe tahap selanjutnya akan memungkinkan iSafe diunduh di App Store.

5. Terakhir, apa harapan ke depan baik untuk karyawan maupun perusahaan dengan hadirnya iSafe?


(AD) Tentunya kami berharap dengan kehadiran iSafe ini ada peningkatan yang berarti pada angka partisipasi Safety Accountability Program yang dilakukan oleh karyawan. Dari peningkatan partisipasi ini, kami berharap pengetahuan dan kesadaran karyawan akan semakin bertumbuh dan menjadi budaya yang lebih proaktif. Tentunya tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan pengelolaan K3L yang lebih berkualitas dan mendapatkan hasil berupa kinerja keselamatan pertambangan dan lingkungan hidup yang lebih baik lagi. Pencapaian kinerja HSE yang baik tentunya akan memberikan added value bagi perusahaan dan semua stakeholders yang berkepentingan.

762 views0 comments
bottom of page