top of page
Search
  • Writer's pictureNews and Updates

Virtual Indonesia's CHRO Roundtables: Tantangan Para Pemimpin HR di Indonesia Beserta Solusinya


Dilansir dari Human Resources Online, tantangan yang dihadapi para pemimpin HR di Indonesia tidak jauh berbeda dengan yang ada di belahan dunia lainnya. Namun, tantangan tersebut semakin intensif karena penetrasi teknologi yang lambat, tenaga kerja yang banyak tanpa akses ke gadget, dan banyak dari karyawan yang sedang bergumul dengan kecemasan dan stres akibat bekerja dari rumah selama lebih dari sembilan bulan.


Seperti yang diuturkan oleh salah satu pembicara, Fitrah Muhammad (General Manager Workday Asean) dalam sesi tersebut, pandemi telah benar-benar mengidentifikasi bahwa setiap organisasi harus gesit, market-ready, dan memiliki kemampuan cepat untuk mengubah operasi mereka seiring dengan perubahan situasi bisnis dan pasar. Ia menambahkan bahwa pandemi telah memberi pelajaran betapa pentingnya pemanfaatan platform HR yang kuat dan gesit. Platform tersebut harus memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk memberikan akses ujung-ke-ujung ke data karyawan.


Hal ini bertujuan untuk membuka kemungkinan memobilisasi tenaga kerja, mengidentifikasi risiko tanggung jawab, memberikan panduan kepada departemen keuangan tentang pengeluaran, dan memungkinkan peningkatan keterampilan tenaga kerja agar tetap relevan.


Berikut adalah berbagai tantangan yang dihadapi oleh lanskap HR di Indonesia:


1. Kesehatan dan keselamatan karyawan

Tantangan utama tahun ini adalah menjaga agar tenaga kerja tetap aman dan sehat, sambil menjaga tingkat produktivitas mereka tetap tinggi serta operasi bisnis berjalan lancar.


2. Integrasi teknologi

Bagi banyak karyawan, konektivitas yang stabil di rumah menjadi masalah, begitu pula kurangnya akses ke laptop. Di sisi lain, bagi perusahaan, terbilang sangat menantang untuk memindahkan proses ke format online, tanpa kontak, tanpa kertas untuk kerja jarak jauh. Banyak juga yang menyebutkan hal ini disebabkan oleh kurangnya teknologi yang efektif.


3. Kelelahan emosional dengan bekerja dari rumah

Pesona bekerja dari rumah memudar setelah beberapa bulan, ketika kita semua menyadari bahwa kita bekerja lebih lama dengan membungkuk di atas layar laptop kita dan menanggapi email yang masuk pada jam-jam tertentu.


Dengan pandemi yang berlangsung dalam jangka panjang, para pemimpin HR setuju bahwa karyawan tidak membutuhkan semangat dan energi super, melainkan pola pikir maraton. Jadi tantangannya adalah mengatasi aspek mental kerja jarak jauh tanpa memengaruhi semangat tim.


4. Memantau produktivitas dan motivasi

Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana kemampuan HR dalam mengelola motivasi dan produktivitas tim. Bahkan jika sebuah organisasi memiliki alat untuk memantau produktivitas secara teratur pun, kurangnya interaksi langsung dapat menyebabkan komunikasi yang tidak efektif dalam hal kinerja seseorang.


5. Merubah pola pikir menjadi teknologi-sentris

Banyak pemimpin HR mengakui bahwa infiltrasi teknologi relatif lebih mudah dibandingkan dengan membuat orang benar-benar menggunakannya.


Lalu, bagaimana mengatasi ragam tantangan tadi?


Solusi #1: Komunikasi adalah kunci

Para pemimpin HR meyakini bahwa komunikasi adalah hal terpenting yang harus perusahaan lakukane secara intensif - terlebih lagi ketika kita sedang memerangi pandemi yang mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.


Solusi #2: Mempertahankan sisi kemanusiaan

Memperjuangkan sisi kemanusiaan di tengah lingkungan kerja serba digital adalah tanggung jawab HR untuk memimpinnya.


Belas kasih, kepercayaan, dan empati adalah landasan hubungan kerja masa depan, baik itu virtual atau secara langsung, dan ini melampaui generasi, hirarki, serta peran dalam pekerjaan. Pendekatan ini juga akan membantu meredakan kecemasan yang timbul dari kerja jarak jauh yang berkepanjangan.


Solusi #3: Adopsi teknologi sangat diperlukan dan penting

Para pemimpin HR di Indonesia terlihat bersemangat untuk mengaplikasikan transformasi HR - baik itu melalui digitalisasi, otomatisasi, atau penataan ulang struktur dan akuntabilitas menjadi lebih gesit. Bahkan di masa depan, tim HR dapat berasal dari latar belakang matematika, teknologi, ataupun teknik, selama mereka fasih dalam mengolah data dan analitik prediktif.


Solusi #4: Selalu siap beradaptasi dan mengantisipasi masa depan

Upskilling dan reskilling akan menjadi landasan dalam berbisnis. Organisasi tidak hanya membekali karyawan dengan kemampuan seperti penjualan virtual, negosiasi, dan presentasi, tetapi juga keterampilan normal baru, seperti analisis data, storytelling, dan human-centred design.


Solusi #5: Mengembangkan Indonesia sebagai talent engine

Sungguh menyenangkan mengetahui bahwa semua pemimpin HR di Indonesia berkomitmen tinggi dalam memainkan peran mereka untuk mengembangkan banyak talent Indonesia, baik itu di bidang teknik, fintech, atau kompetensi terkait data. Banyak yang telah menyarankan bentuk kemitraan publik-swasta, di mana perusahaan multinasional yang berbasis di Indonesia bekerja sama dengan otoritas atau lembaga pemerintah masing-masing untuk menghasilkan courseware yang memenuhi kriteria ‘employable’ talent.


Selain itu, banyak yang berbicara tentang membangun akademi pembelajaran in-house dengan menawarkan kursus dan pembelajaran terkait bermacam topik industri dari institusi ataupun universitas ternama dunia.


44 views0 comments
bottom of page